COVID-19: Problem, Reaksi dan Solusi (2)
Dok Pribadi
Perspektif komunikasi dalam penanganan Pandemi Covid-19 harus diletakkan dalam bingkai komunikasi bencana. Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) (2020), melakukan analisis dampak ekonomi atas pandemi Covid-19 dengan mengusulkan delapan rekomendasi kepada pemerintah Indonesia.
Pertama, urgensi karantina wilayah. Kedua, realokasi anggaran berfokus pada penanganan Pandemi Covid-19. Ketiga, guncangan (Shock) yang terjadi akibat Covid-19 tidak hanya dari sisi konsumsi (Demand) tetapi juga produksi (Supply). Keempat, Sektor jasa yang akan paling terdampak akibat Pandemi ini, terutama jasa pariwisata dan maskapai. Kelima, ekonomi China kembali bangkit setelah gelombang epidemi berlalu. Namun hal ini masih belum menjadi angnin segar bagi industri domestik.
Keenam, selamatkan manusia dan korbankan ekonomi dalam jangka pendek agar dampak tidak terasa pada jangka panjang. Ketujuh, satu-satunya Stimulus yang utama diberikan bagi industri adalah menjaga agar gelombang PHK tidak besar. Kedelapan, memastikan kecukupan dan keterjangkauan pasokan pangan.
Dalam konteks inilah, Pandemi Covid-19 harus ditangani dengan manajemen kebencanaan secara modern dan terstruktur. Karena dalam hal ini, kondisi negara pun sulit untuk bisa diprediksi dari satu waktu hingga beberapa waktu kedepan, akibatnya ragam ketidakpastian akan mulai dirasakan baik dari masyarakat yang mengharap iba dari pemerintah, maupun pemerintah yang mulai sulit untuk memastikan apa yang seharusnya diwujudkan dengan gambaran situasi yang tak selamanya dapat diprediksi akan kondusif. Hingga, opsi akhir yang seharusnya diwujudkan ialah menampilkan dan membangun payung hukum sebagai kebijakan pasti dan sistematis.










Komentar