Sejumlah Orang Tua Tolak Kebijakan Disdik Terapkan Full Day School

SEURAMOE
SUKA MAKMUE – Sejumlah orang tua menyatakan penolakan
terhadap kebijakan Dinas Pendidikan Nagan Raya yang menerapkan sistim full day school (sekolah sehari penuh).
Alasan mereka beragam, salah satunya adalah soal agama. Menurut mereka, bila full day school benar-benar diterapkan, waktu bagi anak-anak untuk belajar agama khususnya ngaji hanya sedikit.
“Bayangkan, bila anak-anak masuk sekolah pukul 07.30 dan keluarnya pukul 00.16. Ngajinya kapan, malam hari? Mereka sudah kelelahan,” kata Nurdin, warga Tadu Raya dalam nada tanya.
Ia menjelaskan, sekarang banyak anak-anak mengaji siang
hari pada TPA Inti di masing-masing Desa. Bila mereka keluar sekolah pukul 4,
tentu anak-anak tidak bisa mengikuti pengajian lagi.
Alasan lain, full day school dinilai akan merampas hak-hak dasar anak yaitu hak untuk mermain. Dengan sekolah sehari penuh, waktu anak-anak untuk bermain sudah tidak ada lagi.
“Coba, pulang pukul 00.16 WIB, sampai kerumah bisa jadi
pukul 16.30. lalu mandi dan istirahat. Malamnya harus ngaji. Jadi, waktu
bermain sudah tidak ada,” ujar Amiruddin, warga Kuala memberi alasan.
Kepala Dinas Pendidikan Nagan Raya Dr Harbiyah A. Gani M.Pd, yang di hubungi Seuramoeaceh.com, Jumat (02/08/2019) tidak berhasil karena lagi sibuk.
Sebelumnya ia mengatakan bahwa full day school yang mulai di terapkan di SD dan SMP dan akan dievaluasi setelah enam bulan atau satu semester berjalan.
“Kalau tahun 2020 berhasil, tanggapan masyarakat baik
dan bisa mendongkrat nilai rata-rata nasional, akan kita lanjutkan,” kata
Harbiyah kepada Seuramoeaceh.com beberapa waktu lalu. (RED)
Komentar