Pemkab Abdya Tidak Punya Kewenangan Naikan Harga Gabah

SEURAMOE
BLANGPIDIE –Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) tidak
memiliki wewenang dalam meninggikan harga gabah terutama saat musim panen tiba.
Hal tersebut diketahui setelah bupati Abdya, Akmal
Ibrahim menanggapi diskusi tentang murahnya harga gabah seusai panen tiba, yang
dimunculkan dalam salah satu postingan facebook milik wartawan Seuramoeaceh.com,
Senin (29/7/2019).
“Saya kasihan sama petani karena harga gabah murah, saya
tidak boleh pakai uang APBK untuk beli gabah termasuk alasan menolong petani,”
tulisnya yang dikutip Seuramoeaceh.com.
Menurut Pria yang dijuluki Bapak Petani itu, ada beberapa hal nyang tidak mungkin dilakukan pemerintah daerah untuk menaikkan harga gabah di kabupaten berjulukan Nagari Breuh Sigupai.
“Yang pertama harga gabah di atur oleh Keppres tentang Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang mengatur harga gabah kering panen dibawah Rp 4 ribu perkilogram,” tulis Akmal Ibrahim.
Yang kedua tulis orang
nomor satu di Abdya, itu, seluruh aparatur dan intasi pemerintah tidak
dibolehkan membeli gabah petani, kecualai Bulog, itupun sebutnya, kalau harga
gabah di bawah Keppres.
“Kalau harga gabah dibawah Keppres baru bulog wajib beli, tapi kalau masih diatas harga ketentuan, bulog tidak wajib beli,” ulasnya dalam komentar di medsos.
Selanjutnya, tulis Akmal Ibrahim, harga beras dipasaran internasional murah jika dibandingkan di Indonesia.
“Pemerintah sendiri kalau stok terbatas atau ada ancaman
kekurangan beras, maka pemerintah wajib impor, dengan berbagai alasan itu saja
susah kita berharap harga gabah naik,” begitu sekilas penjelasan Bupati Abdya
yang dikutip mediaseuramoaceh.com.
Sambung Akmal Ibrahim, untuk harga padi dipasar Abdya, menurutnya sudah membaik, karena selalu diatas harga Rp 4 ribu. "Harga padi di Abdya, sebetulnya sudah bagus selalu diatas harga Rp 4 ribu,” jelasnya.
Sebelumnya, postingan diskusi dimaksud, juga mendapat
tanggapan dari netizem lainya, seperti akun FB @Elizar Nyak Lizam Lizam, yang
menawarkan pemerintah untuk membentuk badan penyangga harga komoditas petani.
Begitupun komentar akun @Agam mantong, yang meminta para
petani tidak menjual semua gabah hasil panen sehingga akan adanya persaingan
harga antar pengusah.
Berikut isi status diposting wartawan Seuramoeaceh.com, melalui akun @Julida Fisma: Katakanlah, Adanya Pabrik Padi skala Nasional, Bank Gala, Bantuan Traktor,Pupuk Subsidi benih bantuan, dll.
Itu merupakan faktor pendukung untuk kesejahtraan petani.
Namun, Bagaimana dengan harga gabah tidak murah usai panen tiba? Siapa yang berani
jamin???
Mari kita pecahkan bersama secara rasional, tanpa harus
menghujat. (JULIDA FISMA).
Komentar