Terkait Pasien Melahirkan Dalam Pempers, Begini Respon Manajemen RSUD Pidie Jaya
For Seuramoeaceh.comSEURAMOE MEUREUDU - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya dr Fajriman membantah jika pihaknya dituding mengabaikan pasien hingga berujung melahirkan didalam pempers.
Hal tersebut disampaikan dirinya kepada Seuramoeaceh.com, Minggu (18/4/2021) menanggapi pemberitaan terkait adanya pasien yang melahirkan di rumah sakit tersebut tampa bantuan petugas medis.
“Kabar petugas kesehatan RSUD Pidie Jaya mengabaikan pasien itu tidak benar,” kata dr Fajriman, dalam keterangan tertulis yang di terima Seuramoeaceh.com, Minggu (18/4/2021).
Ia menjelaskan, bedasarkan hasil audit internal dilakukan pihak rumah sakit, pasien melahirkan tersebut awalnya masuk ke RSUD Pidie Jaya melalui Instalasi Gawat Darurat (IGD).
“Pasien adalah kiriman dokter kandungan dengan keluhan keluar cairan dari jalan lahir, dengan estimasi kelahiran tanggal 9 Mai 2021,” katanya.
Saat berada di IGD, kata dia, dokter jaga dan bidan melakukan serangkaian pemeriksaan kembali pada pasien, seperti denyut jantung janin (DJJ), memastikan letak janis, serta melakukan observasi cairan yang keluar dari jalan lahir si pasien secara berkelanjutan.
“Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter jaga IGD melaporkan kepada dokter ahli kandungan kondisi janin dan kondisi ibu. Kesimpulannya, ketuban pecah dini (KPD),” katanya.
Lalu, dokter kandungan meminta pasien untuk dirawat inap dan diberikan obat untuk menguatkan janin dalam kandungan serta mencegah infeksi pada si ibu.
“Selama pasien di ruangan, selain memberikan obat sesuai arahan dokter ahli kandungan, petugas ruangan juga memasangkan pembalut pada si ibu untuk memudahkan pemantauan cairan yang keluar dari jalan lahir baik dari sisi jumlah dan warna,
serta meminimalisir pergerakan pasien keluar masuk kamar mandi yang merupakan keharusan pada pasien KPD,” terangnya.
“Dalam perjalanan klinis, kondisi berubah, pasien mulai mengedan dan saat itu juga keluarga memanggil petugas, saat petugas tiba, pembukaan jalan lahir sudah lengkap petugas tidak sempat mimpin proses persalinan karena terjadi begitu cepat,
hanya sempat melakukan proses mengeluarkan kepala dan mengeluarkan bahu si bayi, memotong tali pusat serta mengeluarkan plasenta atau ari,” tambahnya.
Kondisi bayi, lanjutnya, dinyatakan sehat dengan berat badan 3300 mg atau 3.3 kg.
“Tidak ditemukan adanya kelainan bawaan. Begitu juga kondisi klinis si ibu bayi juga dinyatakan sehat setelah melahirkan,” ujarnya.
Di sisi lain, hasil investigasi dengan keluarga pasien yang dilakukan oleh kabid keperawatan, kasie rawat jalan, dan kepala ruangan kebidanan RSUD Pidie Jaya, orang tua pasien tidak membenarkan jika pasien diabaikan oleh petugas kesehatan.
“Kami dari pihak Rumah Sakit juga meminta maaf bila masih ada kukurangan dalam pelayanan kami, kami berjanji terus akan memperbaiki ke arah yang lebih baik,’ ujarnya.
“Dari kasus ini kita bisa mengambil pelajaran yang sangat berguna terutama untuk petugas medis, saya imbau mari kita tingkatkan komunikasi dan edukasi kita dengan pasien dan keluarga terdekat lebih intensif lagi, tingkatkan keselamatan pasien dengan tidak mengabaikan keselamatan diri,” tutupnya.(**)










Komentar