Tangan Harus di Operasi, RSUD Teuku Umar Diduga Lakukan Malpraktek

SEURAMOE CALANG – Diduga akibat malpraktek seorang pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Teuku Umar Calang, Aceh Jaya, harus menjalani operasi dirumah sakit tersebut.
BACA JUGA:
Mustafa Samsuddin, (56) warga Kuta Tuha, Kecamatan Panga,
Aceh Jaya, dibawa ke RSUD Teuku Umar pada 27 Febuari lalu karena penurunan
berat badan dan sulit bergerak seperti orang lumpuh.
Menurut keterangan Munawar anak kandung korban, setelah
dilakukan pemeriksaan di IGD, petugas medis menyatakan kalau ayahnya terkena Diabetes
Melitus (DM) tapi tidak terlalu parah. Petugas juga memastikan ayahnya tidak
lumpuh.
“Pun demikian, petugas medis IGD RSUD Teuku Umar menyarankan
agar ayahnya dilakukan rawat inap” katanya.
Setelah dua malam dirawat, tangan ayahnya mulai bengkak, dan
mengalami demam tinggi hingga tidak sadarkan diri dan harus dipindahkan ke
ruang ICU. Di ruang ICU, ayahnya selama dua hari juga tidak sadar diri.
“Padahal, saat dibawa kesini (rumah sakit-red) ayah saya masih bisa bicara, dan
juga tidak ada demam apalagi demam tinggi,” ungkapnya.
Karena itu Munawar menduga ayahnya mengalami malpraktet, dugaan
itu semakin berat setelah dokter menyatakan tangan ayahnya harus dioperasi.
Alasan dokter agar ayah saya tidak drop perlu dilakukan tindakan medis berupa
operasi.
“Ya kami bingung, kenapa jadi tangan harus dioperasi, kami
menduga, terjadi malpraktek terhadap ayah saya,” pungkasnya.
#Dirut RSUD Teuku Umar Bantah Malpraktek
Namun hal itu dibantah oleh Direktur RSUD Teuku Umar, dr Eka, kalau petugasnya melakukan malpraktek terhadap pasien.
Dr Eka menjelaskan, itu terjadi akibat efek infeksi dari
pemberian cairan infus dan bukan malpraktek. Mustafa Samsuddin mengindap
penakit DM dengan kadar gula di atas 500.
“Beliau ini merupakan pasien yang masuk dengan kondisi DM,
dengan gula darah diatas 500, tidak pernah kontrol sama sekali dan kondisi sudah
sangat lemah, dan sudah komplikasi” jelasnya
Tindakan pertama dari rumah sakit tambah Eka, adalah memberikan cairan infus, dan pemberian cairan infus tersebut juga dilakukan permintaan persetujuan dari pihak keluarga.
“Kalau tidak diinfus, kondisi pasien akan bahaya dan
dioperasi bukan tangan, tapi hanya pembersihan luka saja,” tandasnya.(*)
Komentar