Melalui Seminar Online
STAIN Meulaboh Bahas Hubungan Aceh dan Turki Abad 16 M
Humas STAIN TD MeulabohWebinar yang memadukan Bahasa Inggris dan Indonesia tersebut, dipandu Kepala Lembaga Bahasa STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Tuti Hidayati.
Kegiatan yang berlangsung satu jam lebih itu, diikuti oleh peserta dari Aceh, Indonesia dan Malaysia.
Sementara Hermansyah menyampaikan, hubungan Aceh dan Turki sebagai hubungan kerjasama yang saling menguntungkan. Dimana antara keduanya selain karena faktor keislaman, juga pernah bersama berperan sebagai pengusir Portugis dari Selat Malaka kala itu.
Ia berpendapat, hubungan Aceh dengan Turki sudah dimulai sejak Kerajaan Samudera Pasai. Namun ia menyayangkan, studi tentang itu masih sangat minim.
“Padahal kedua kerajaan ini penting untuk mendapatkan perhatian, karena itu studi Aceh dan Turki harus diteruskan,” terangnya.
Menurut Herman, ada dua penyebab besar bukti sejarah di Aceh sering redup. Bencana alam dan sosial (konflik).
“Untuk ke depan, mari sama-sama kita saling menjaga sejarah tentang jejak Aceh dan Turki agar tidak pudar ditelan masa,” ajaknya.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Ade Kurniawan mengatakan, pada Webinar sesi ketiga ini, pihaknya sengaja mengangkat tema ke-Acehan yang bersifat global dengan pembicara internasional.
“Sekaligus sebagai bentuk promosi kampus ke dunia luar,” ujarnya.
Ade menyampaikan, untuk ke depan, pihaknya telah merancang beberapa tema Webinar untuk menghadirkan kembali pemateri-pemateri dari luar negeri, dengan berbagai bidang keilmuan.
“Sehingga khazanah keilmuan di STAIN Meulaboh dan PTKIN secara umum, kian berkembang,” tuturnya. (*)










Komentar