Puluhan Negara Desak China Hentikan Kejahatan Terhadap Muslim Uighur

JANEWA | Puluhan negara mendesak China untuk menahan
diri dari penahanan sewenang-wenang terhadap warga Uighur dan minoritas lain di
wilayah otonomi barat laut negara itu.
Dilansir Suaraislam.id, Jumat (12/7), seruan tersebut disampaikan
melalui datang sepucuk surat kepada Presiden UNHCR yang ditandatangani oleh
diplomat dari 22 negara, termasuk Australia, Selandia Baru, Kanada, Jepang,
Inggris, Prancis, Jerman, Swedia, Latvia, Lituania, Estonia, Denmark, Norwegia,
Irlandia Utara, Belanda, Islandia, Luksemburg, Spanyol, Austria, Irlandia,
Belgia dan Swiss.
Surat itu menyatakan keprihatinan atas laporan soal
pusat penahanan, pengawasan intensif dan pembatasan lainnya yang menargetkan
warga Uighur dan minoritas lainnya di Xinjiang.
“Kami mendesak China untuk menegakkan hukum nasional dan
kewajiban internasionalnya dan menghormati hak asasi manusia serta kebebasan
mendasar, termasuk kebebasan beragama atau berkeyakinan, di Xinjiang dan di
seluruh Tiongkok,” bunyi surat tersebut.
Sementara itu, Duta Besar China untuk PBB Chen Xu menolak
tuduhan tersebut, mengatakan bahwa surat yang ditulis oleh sekelompok kecil
negara-negara Barat itu bermotivasi politik.
Wilayah Xinjiang China adalah rumah bagi sekitar 10 juta
warga Uighur.
Kelompok Muslim Turki, yang membentuk sekitar 45 persen
dari populasi Xinjiang, telah lama menuding otoritas China melakukan
diskriminasi budaya, agama dan ekonomi
Menurut laporan PBB, sekitar 1 juta orang, atau sekitar
7 persen dari populasi Muslim di wilayah Xinjiang China, kini dipenjara dalam
“kamp pendidikan ulang politik” yang terus berkembang.
Dalam sebuah laporan September lalu, Human Rights Watch
menuduh pemerintah China melakukan kampanye sistematis pelanggaran hak asasi
manusia terhadap Muslim Uighur di Xinjiang.(SI)
Komentar