PGRI Usulkan Agar Pemerintah Tunda Membuka Pesantren Dimasa Covid-19

SEURAMOE JAKARTA - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengusulkan agar pemerintah menunda untuk membuka pesantren di masa pandemi virus Corona (COVID-19). PGRI menilai potensi penularan Corona di pesantren besar karena banyak kegiatan yang dilakukan bersama-sama.
"Masukannya adalah pesantren, madrasah, sekolah itu sama. Jadi, kalau ditetapkan nanti (belajar tatap muka), ya, nanti. Karena siapa sih yang bisa menjamin? Di pesantren itu kan anak-anak tidur bareng, makan bareng, biasanya ruangannya itu bersama-sama.Itu kan nggak ada yang bisa menjamin bahwa itu protokol kesehatan bisa dijaga dengan ketat. Mereka nanti piring makan bersama, bercanda bersama, tidur bersama," kata Ketua Umum PB PGRI, Unifaf Rosyidi saat dihubungi, Kamis (11/6/2020).
Selain itu, Unifah menyebut tidak semua santri berasal dari dari daerah zona hijau. Menurutnya, pesantren yang berada di zona hijau tidak menjamin bahwa seluruh santri dan gurunya juga berasal dari zona hijau pula.
"Terus mereka datangnya dari orang tuanya apakah orang tuanya (zona) hijau, kuning, merah, kan kita nggak tahu. Di pesantrennya daerahnya hijau, tapi asal dari santrinya kan dari berbagai macam, juga dari gurunya, dari ustadnya," jelasnya.
"Dari surveinya PGRI-kan sekolahnya daerah hijau, guru-gurunya banyak tinggal di daerah merah, karena lintas. Misalnya di Jakarta, dia ada di Jabodetabek di daerah mana yang kebetulan merah. Jadi, menurut saya, sangat riskan," imbuhnya.
Unifah meminta agar belajar tetap dilakukan dari rumah dan memaksimalkan perhatian orang tua. Dia menyebut penularan virus Corona saat ini masih terus terjadi.
"Kalau mau dikasih belajar bisa dipesankan kepada orang tua, kepada keluarga. Tapi kalau datang (belajar tatap muka) menurut saya disamakan. Pada saat ini lihat saja COVID makin naik dari hari ke hari. Jadi kita ini nanti ya, kalau tidak tidak disiplin kita di-lockdown sendiri dari negara lain tidak nggak enak," kata dia.
Sedangkan untuk belajar dari rumah, Unifah berharap bisa dimaksimalkan. Dia meminta kepada Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan duduk bersama untuk membuat acuan belajar jarak jauh.
Komentar