Peringati 21 Tahun Reformasi, BEM Unsyiah Keluarkan Lima Tuntutan

Peringati 21 Tahun Reformasi, BEM Unsyiah Keluarkan Lima Tuntutan
Aksi treatikal Mahasiswa Unsyiah saat menggelar aksi peringatan 21 Reformasi di Bundaran Simpang Lima | SEURAMOE/IST

SEURAMOE BANDA ACEH – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (BEM Unsyiah), Selasa (21/5/2019) menggelar aksi unjuk rasa mengenang 21 tahun reformasi dengan tema: 21 Tahun Reformasi Apa Kabar Indonesia

Aksi itu berlangsung di Bundaran Simpang Lima Banda Aceh dan dimulai setelah shalat Ashar.

Koordinator Lapangan (Koorlap) Sumadi, Mentri Polhukan BEM, M Dwi Ardi, Waketum BEM, Rifki Ubai Sultan serta sejumlah mahasiswa secara bergantian melakukan orasinya.

Meski diguyur hujan, para mahasiswa tetap melanjutkan
aksinya dengan menggelar treatikal dan pembacaan puisi, tentang keprihatinan
mahasiswa terkait berbagai persoalan berbangsa dan bernegara paska reformasi.

Pada aksi itu, mahsiswa juga menyatakan keprihatinannya terhadap pelaksanaan Pemilu serentak 2019 yang dinilai bermasalah seperti KPU salah input, meninggalnya ratusan penyelenggara Pemilu dan banyaknya Hoak.

Data Kemenkes kata mereka, ada 527 Petugas KPPS Meninggal, 11.239 Orang Sakit. Jumlah korban sakit dan meninggal tersebut hasil investigasi Kemenkes di 28 Provinsi per tanggal 15 Mei 2019.



Selain itu, mahasiswa juga menyoroti permasalahan Dokter
Ani Hasibuan yang dijerat kasus ujaran kebencian, padahal faktanya menurut mahasiswa
dr Ani hanya mencari solusi.

Itu sudah menjadi bukti beginilah potret negeri ini.
Mahasiswa sebagai garda terdepan perjuangan rakyat tidak akan tinggal diam
melihat problematika negeri. Kita akan turun menyuarakan kebenaran.

“Turun ke jalan melakukan demontrasi adalah kritik
terbaik bagi pemerintah. Serta sebagai salah satu cara merawat idealisme
mahasiswa,” teriak mahsiswa dalam orasinya.

Dalam aksi tersebut, BEM Unsiah Banda Aceh juga mengeluarkan
5 Tuntutan yang ditujuga kepada pemerintah. Berikut tuntutannya:

1. Penyelenggara Pemilu harus netral.

2. Pemerintah harus bertanggung-jawab dan melakukan
investigasi terkait meninggalnya ratusan penyelenggara Pemilu.

3. Mendesak pemerintah membuat tim independen untuk
mengungkap kematian penyelenggara Pemilu.

4. Menuntut pemerintah agar tidak menggunakan
kekuasaannya untuk membungkam kebebasan berpendapat rakyat.

5. Kami mahasiswa Indonesia menyatakan perlawanan terhadap semua upaya yang mematikan demokrasi di Indonesia.(Rel)

Komentar

Loading...