Kanker Paru Bunuh Empat Orang Setiap Jam, Gara-gara Rokok?

Erlang mengatakan bahwa pada laki-laki, kanker paru menjadi jenis kanker ketiga terbanyak yang diidap. Sedangkan pada perempuan, termasuk perempuan peringkat kelima.
"Kalau prevalensi rokok bisa turun, angka kanker paru juga bisa turun. Sehingga masyarakat bisa menikmati lebih panjang hidupnya," kata Erlang.
Ia menambahkan, 80 persen pasien kanker paru terlambat mendapat perawatan medis dan baru datang ke rumah sakit ketika sudah stadium 4. Padahal pengobatan kanker paru di Indonesia saat ini telah baik.
Selain itu, kebanyakan pengobatan kanker paru telah ditanggung oleh Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Hanya saja, lantaran deteksi dini terlambat membuat proses penyembuhan jadi lebih sulit.
"Keberhasilan penatalaksanaan pengobatan kanker paru di Indonesia tergantung dari adanya akses pasien terhadap diagnosis yang tepat dan pengobatan inovatif yang berkualitas," pungkasnya. (*)
Komentar