Perlu Anda Ketahui
Inilah Tiga Waktu Pernah Dipakai Rasulullah Nasihati Anak-Anak

Apabila kedua orang tuanya tidak duduk bersamanya selama makan dan meluruskan kesalahan-kesalahannya, tentu si anak akan terus melakukan kesalahan tersebut.
"Selain itu, apabila kedua orang tua tidak duduk bersama si anak ketika dia makan, kedua orang tua akan kehilangan kesempatan berupa waktu yang tepat untuk memberikan pengarahan kepadanya," katanya.
Nabi Muhammad SAW makan bersama anak-anak. Beliau memperhatikan dan mencermati sejumlah kesalahan. Kemudian, beliau memberi pengarahan dengan metode yang dapat memengaruhi akal dan meluruskan kesalahan-kesalahan yang dilakukan. Demikian yang terjadi.
Diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Umar bin Abi Salamah RA, dia berkata, "Aku masih anak-anak ketika berada dalam pengawasan Rasulullah. Tanganku bergerak ke sana-kemari di nampan makanan.
Rasulullah bersabda kepada anak kecil, ' Ucapkanlah basmalah, makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah apa yang ada di hadapanmu.' Sejak itu begitulah caraku makan."
Dalam riwayat Abu Dawud at-Tirmidzi dan Ibnu Hibban dalam kitab sahihnya disebutkan dengan lafal. "Mendekatlah wahai anakku Ucapkanlah basmalah. Makanlah dengan tangan dan makanlah apa yang ada di hadapanmu."
Dalam riwayat ini, kata Muhammad Nur, kita mendapati ajakan Nabi kepada anak kecil untuk makan bersama beliau. Hal itu dilakukan dengan segenap kelembutan "mendekatlah". Setelah itu, beliau memberi pengarahan tentang cara dan adab makan.
Tentang memberi pengarahan atau nasihat kepada anak ketika sakit, Muhammad Nur mengatakan, sakit dapat melunakkan hati orang-orang dewasa yang keras. Maka, apa pendapat Anda dengan hati anak-anak yang masih lembut dan mudah menerima?
Anak kecil ketika sakit, kata Muhammad Nur, ada dua keutamaan yang terkumpul padanya untuk meluruskan kesalahan-kesalahannya dan perilakunya. Bahkan, keyakinannya adalah keutamaan fitrah anak dan keutamaan lunaknya hati ketika sakit.
"Rasulullah SAW telah memberi pengarahan kepada kita atas hal ini. Beliau menjenguk seorang anak Yahudi yang sedang sakit dan mengajaknya masuk Islam. Kunjungan itu menjadi kunci cahaya bagi anak tersebut," katanya.
Diriwayatkan Bukhari dari Anas RA, dia berkata, ”Seorang anak Yahudi yang menjadi pelayan Nabi SAW sakit. Nabi SAW datang menjenguknya. Beliau duduk di dekat kepalanya dan bersabda kepadanya.
'Masuk Islamlah engkau.' Dia melihat ke arah bapaknya yang saat itu juga berada di sana. Si bapak berkata, 'Turutilah Abul Qasim.' Maka dia pun masuk Islam. Nabi SAW pergi sambil berdoa. 'Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan dari api neraka'. (*)










Komentar