Ini Penyebab Ruginya Petani Sawit di Abdya Capai Rp9 Miliar/hari

Ini Penyebab Ruginya Petani Sawit di Abdya Capai Rp9 Miliar/hariAntara
Pekeja sedang membokar TBS kelapa sawit di Abdya.

SEURAMOE BLANGPIDIE – Petani sawit di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mengalami kerugian di taksir Rp9 Miliar/hari.

Diduga hal ini terjadi karena belum tersedianya Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di daerah tersebut.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Abdya, Azwar di Blangpidie, Sabtu, menyebutkan total luas area tanaman kelapa sawit masyarakat di daerah-nya mencapai 20 ribu hektare lebih.

Dari jumlah tersebut, sekitar 17 ribu hektare merupakan tanaman kelapa sawit sudah menghasilkan dengan tingkat produksi Tandan Buah Segar (TBS) rata-rata sebanyak 20,196 ton/bulan atau sekitar 1.683 ton/hari.

TBS yang di panen setiap harinya terpaksa dijual ke pengusaha pabrik swasta yang berada di Nagan Raya dan Kota Subulussalam.

Adapun PKS milik Pemerintah di Desa Ie Mirah, Kecamatan Babahrot yang dibangun sekitar 10 tahun silam belum dapat dioperasikan.

Disamping belum terpasangnya mesin, bangunan itu juga belum 100 persen siap dibangun.

Bupati Abdya, Akmal Ibrahim menjelaskan harga TBS periode 20-26 Mei 2020 di Provinsi Riau ditampung pengusaha mencapai Rp 1.401,53/kg untuk sawit umur 10-20 tahun, atau lebih mahal Rp600 /kg jika dibandingkan dengan harga di Kabupaten Abdya hanya Rp800/kg.

Jika dikalkulasikan dengan tingkat produksi TBS di Kabupaten rata-rata 20,196 ton/bulan dari 17 ribu hektar lahan rakyat. Maka kerugian dialami petani capai Rp900 juta/hari akibat belum belum beroperasi-nya PKS milik pemerintah. 

“Sekarang PKS yang ada itu milik swasta. Makanya sesuka hati mereka menetapkan harga TBS petani kita. Lebih miris lagi ketika memasuki bulan puasa jelang lebaran,  lebih 50 persen harganya diturunkan,” kata Akmal. (**)

Komentar

Loading...