Ingat..! Jangan Mau Berteman Dengan Dua Orang Ini

Ingat..! Jangan Mau Berteman Dengan Dua Orang Ini
Ilustrasi. |Foto: IST

ISLAM sebagai
rahmat bagi alam semesta telah mengatur semua hal yang berhubungan kehidupan.
Salah satunya adalah tentang pertemanan.

Dalam al-Qur’an banyak disebutkan bahwa teman-teman di
dunia, kelak bisa menjadi musuh di kehidupan di akhirat. Pun sebaliknya; ada
yang pertemanannya abadi hingga ke surga.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga berwasiat agar
kaum muslimin selektif dalam memilih teman. Beliau mengibaratkan teman yang
baik seperti penjual minyak wangi. Saat dekat, meski tak membeli dan memakai
minyaknya, maka seseorang bisa merasakan wanginya.

Sedangkan teman yang buruk diibaratkan seperti pandai besi.
Meskipun jauh darinya, maka panasnya api yang terbawa angin bisa menerpa siapa
temannya. Setelah mendekat, selain rasa panasnya bertambah, seorang teman juga
memiliki peluang yang besar terkena hitamnya arang.

Ibnu Athailah as-Sakandari, seorang bijak yang telah menulis
kitab al-Hikam, juga memberi penekanan khusus terkait memilih teman.

Beliau dalam salah satu kalimat hikmahnya melarang kaum
muslimin berteman dengan dua jenis teman. Siapakah mereka?

“Janganlah engkau bersahabat dengan orang yang keadaannya
tidak membangkitkan semangtmu.”

Semangat amatlah penting dalam menunjang kesuksesan
seseorang. Semangat adalah bahan bakar yang mampu menjadikan seseorang terus
melaju dalam berbagai proyek kebaikan. Semangat dalam aktivitas ibarat nafas
dalam kehidupan.

Maka seorang teman yang baik adalah ia yang mampu menjadikan sahabatnya semakin bergairah dalam menjalankan semua proyek kebaikan.



Karenanya, sebelum menggapai derajat menjadi semangat bagi orang lain, seseorang harus bisa menyemangati dirinya untuk selalu berada dalam kebaikan.

Dalam tahap ini amat diperlukan ilmu dan kedekatan dengan
Allah Ta’ala. Karena Dialah sebaik-baik Pelindung bagi hamba-hamba-Nya.

“Janganlah bersahabat dengan orang yang pembicaraannya tidak
membimbingmu ke jalan Allah”

Inilah hal kedua yang harus diperhatikan. Selain semangat,
seorang teman yang baik harus bisa membimbing temannya agar mengenal atau
semakin dekat dengan Allah Ta’ala.

Pembicaraan disebut secara khusus dalam nasihat ini karena
obrolan sudah menjadi sesuatu yang pasti dalam sebuah pertemanan. Karenanya,
seorang muslim harus berupaya seoptimal mungkin agar setiap kata, kalimat, atau
cerita yang ia sampaikan bisa mengingatkan sahabatnya kepada Allah Ta’ala.

Semoga dengan memerhatikan dua hal ini, kita bisa menjadi
sahabat yang baik; yang menyemangati sahabatnya dan mendekatkan-Nya kepada
Allah Ta’ala dengan ucapan maupun perbuatan yang kita lakukan. (*)

Komentar

Loading...