Duh! RSUD Simeulue Tak Ada Obat Bius, Operasi Ibu Hamil Tertunda Hampir Sepekan

Foto: Seuramoe/Helman
Wakil Bupati Simeulue Hj. Afridawati saat menjenguk ibu hamil yang tidak bisa dioperasi karena tidak ada obat bius

SEURAMOE SINABANG - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Simeulue kembali menjadi sorotan paska naik status dari Tipe D jadi Tipe C.

Kali ini RSUD tersebut menjadi perbincangan publik karena diduga gagal melakukan operasi ibu hamil dengan alasan tidak ada obat bius.

Peristiwa itu viral di media sosial Facebook dan menjadi bahasan nitizen di Kabupaten kepulauan itu.

Gusri kepada awak media menyebut bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada Rabu (29/07/20) istrinya Amirayani harus dioperasi karena anak dalam kandungan telah meninggal.

“Namun setelah empat hari menunggu, hingga kini operasi belum juga dilakukan dengan alasan tidak ada obat bius,” kata Gusri, Sabtu (01/08/07).

Tapi anehnya menurut Gusri, kemarin ada pasien lain menjalani operasi tapi ada obatnya.

Karena itu, Gusri meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) memberikan perhatian serius untuk keselamatan istrinya.

Merespons keluhan Gusrin, Wakil Bupati Simeulue Hj. Afridawati langsung mendatangi rumah sakit menjumpai pasien dan pihak menagemen RSUD.

Direktur RSUD Simeulue drg. Farhan kepada Wakil Bupati Hj. Afridawati menjelaskan bahwa sebetulnya obat bius telah dipesan sebulan lalu.

“Namun karena keterlambatan klaim sehingga pihak penyedia tidak dapat merealisasikan tepat waktu,” jelas Farhan.

Pun demikian, Wabup Afridawati mengaku kecewa dan mengatakan harusnya hal itu tidak perlu terjadi.

“Bagaimana obat untuk pasien operasi bisa tidak ada. Ini sangat berbahaya karena menyangkut nyawa pasien,” kata Afridawati.

Terkait hal tersebut, Afridawati mempertanyakan mengapa pihak mengemen rumah sakit tidak berkoordinasi dengan dirinya bila Bupati tidak ada ditempat.

“Kalau Bupati tidak ada atau keluar daerah seharusnya koordinasi dengan saya. Tolong hal ini jangan terulang lagi,” tegas Wabup. (Helman)