Muslizar MT: Perjuangan Pemekaran Abdya, Penuh Romantika dan Dinamika

SEURAMOE BLANGPIDIE - Wakil Bupati Aceh Bara
Daya (Abdya) mengemukakan, sejak gagasan pertama lahirnya Kabupaten berjululukan
Nagari Breuh Sigupai di tahun 1960-an, diwarnai dengan rentetan perjalanan
panjang yang penuh dengan romantika dan dinamika sejarah.
BACA JUGA:
Hal tersebut disampaikan Wabup Abdya Muslizar MT saat
memperingati Hari Ulang Tahun ( HUT) Abdya ke-17 yang berlangsung di Komplek
kantor Bupati Abdya, Blangpidie, Rabu (10/4/2019).
"Dalam perjuangan itu, sebanyak empat generasi
kepanitiaan silih berganti yang memakan waktu lebih kurang selama 42
tahun," ujarnya.
Namun, tambah orang nomor 2 Abdya itu, berkat kegigihan
serta keikhlasan para panitia yang bekerja tanpa pamrih akhirnya menuai hasil
yang sangat memuaskan.
"Alhamdulillah, buah manis dari perjuangan panjang serta
keinginan untuk mandiripun akhirnya terwujud melalui sepucuk surat nomor 4
tahun 2002 tentang Undang-Undang pemekaran Kabupaten Abdya," papar
Muslizar dalam sambutan.
Dia menjelaskan, 17 tahun silam, tepatnya pada tanggal 10 April tahun 2002 merupakan tanggal bersejarah bagi masyarakat Abdya.
"Sebuah daerah yang dulunya merupakan anak dari
Kabupaten Aceh Selatan, kini telah menjelma menjadi sebuah kabupaten dengan
berbagai potensi luar biasa yang dimiliki," kenang Muslizar MT.
Hal tersebut kata Muslizar, bukanlah waktu yang singkat,
namun cukup menguras tenaga dan pikiran sehingga tidak bisa disematkan nilai
penghargaan dalam bentuk apapun bagi yang berjasa mendirikan Abdya.
"Oleh karenanya kami ingin menyampaikan terimakasih
yang tak terhingga kepada para sesepuh dan tokoh-tokoh pendiri Abdya. Hanya
Allah sajalah yang dapat membalas pengorbanan dan perjuangan ini,"
ujarnya.
Dalam usia ke-17 ini, sambung Muslizar,
Kabupaten Abdya telah mulai diperhitungkan. Pencapaian demi pencapaian signifikan yang terus diperoleh, yang kemudian telah menempatkan nama Abdya dalam beberapa hal yang sejajar dengan kabupaten lainnya yang telah lebih dulu berdiri.
"Dalam dua tahun terakhir ini kita juga telah
memperoleh pnghargaaan terbaik Ketiga atas keterbukaan informasi publik dari
Pemerintah Aceh, penghargaan dari BPK RI perwakilan Provinsi Aceh atas Raihan
opini WTP terhadap Laporan Keuangan Tahun 2017, kemudian WTP
dari Pemerintah Republik Indonesia atas prestasi kelola keuangan daerah, dan
lain sebagainya," jelas Muslizar.
Menurutnya, membangun sebuah daerah bukan semata-mata hanya
membangun infrastruktur, akan tetapi yang lebih penting adalah membangun sumber
daya manusia dan aqidah umat itu sendiri.
"Kami sadar, hampir dua tahun kepemimpinan kami bersama
Bupati Kakanda Akmal Ibrahim belum semuanya dapat kami wujudkan apa yang
menjadi visi dan misi kami. Tapi dengan kebersamaannya, Insya Allah secara
bertahap dapat kita wujudkan dalam rangka mengembalikan harapan rakyat.
"Maka mari bersama kita wujudkan Abdya yang Sejahtera
dan Islami sesuai dengan motto Kabupaten kita, Sapeu Kheun Saho Langkah,"
demikan tungkas Muslizar.
Komentar