Merayakan Tahun Baru Masehi Termasuk Golongan Kafir, Berikut Ulasan Buya Yahya

Merayakan Tahun Baru Masehi Termasuk Golongan Kafir, Berikut Ulasan Buya YahyaNet
Buya Yahya.

SEURAMOEACEH.COM – Menjelang tahun baru Masehi kerap terjadi pro kontra tentang perayaan di malam tersebut, termasuk di Indonesia.

Lantas bagaimana jawaban Buya Yahya tentang masalah tersebut? Berikut uraian yang dijelaskan Buya Yahya dalam IGTV.

Tahun baru Masehi, yang dipermasalahkan bukanlah tanggal atau bulannya akan tetapi kebiasaan atau kebudayaan yang terjadi di akhir tahun tersebut.

Apa yang dilakukan umat pada saat itu? Berhura-hura, berfoya-foya, dan yang banyak merayakan perayaan tahun baru yakni orang di luar Islam, karena mereka bangga terhadap tahun baru.

Selain itu pada akhir tahun, mereka biasa melakukan maksiat seperti bersetubuh atau bermaksiat dan lainnya.

“Jadi yang kita hentikan adalah kebiasaan jelek,” jelas Buya Yahya.

Padahal pada saat tahun baru seperti orang Nasrani mereka melaksanakan ibadah di gereja sedangkan yang menenuhi alun-alun kota adalah anak-anak muda Islam.

“Mengikuti budaya-budaya kafirlah yang tidak diperkenankan dalam Islam,” kata Buya Yahya.

Jangan berbangga diri dengan tahun baru Masehi dan melupakan tahun baru Hijjiriah. Hal ini merupakan kita termasuk ke golongan munafik.

Selain itu, meniup trompet pada malam tahun baru memiliki maknanya yakni menyambut kedatangan tahun baru dalam tradisi Yahudi di perjanjian lama.

Di malam tahun baru, kebiasan yang kita lihat kaula muda berkumpul baik menunggu hitung mundur waktu pergantian hari, bakar-bakar, tak di pungkiri pada malam itu setan merajalela kemudian terjadilah maksiat atau zina.

Ada pun cara menghentikannya dengan menghimbau yang dilakukan jauh-jauh hari, tausiah atau ceramah, pengajian, sehingga kaula muda tidak merapat ke kota.

Kegiatan tersebut bukan berarti kita menyambut tahun baru Masehi, melainkan memanimalisir agar masyarakat Islam tidak merayakan tahun baru.

Pada malam itu para ulama memanfaatkan waktu untuk berdakwah, semisalnya bergabung dengan cara pendekatan.

Jadi jika kita mengikuti cara orang kafir, maka kita termasuk ke golongan tersebut.

Halaman:123

Komentar

Loading...