Khutbah Jumat: Bolehkah Umat Muslim Merayakan Tahun Baru?

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi besar kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada para sahabat dan istri-istri beliau yang tercinta serta pada setiap pengikut beliau yang mengikuti beliau dengan baik hingga akhir zaman. Siapa yang bershalawat pada Nabi sekali, maka Allah akan membalas shalawatnya sebanyak sepuluh kali, maksudnya akan diberikan rahmat atau ampunan-Nya.
Para jama’ah rahimani wa rahimakumullah …
Di antara do’a yang diajarkan dalam hadits yang shahih,
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا لاَ يَرْتَدُّ ، وَنَعِيْمًا لاَ يَنْفَدُ ، وَمُرَافَقَةَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَعْلَى جَنَّةِ الخُلْدِ
ALLOHUMMA INNI AS-ALUKA IIMANAN LAA YARTAD, WA NA’IIMAN LAA YANFAD, WA MUROOFAQOTA MUHAMMADIN SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM FII A’LA JANNATIL KHULD.
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-MU iman yang tidak akan lepas, nikmat yang tidak akan habis, dan menyertai Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga yang paling tinggi selama-lamanya. (HR. Ahmad, 1: 400; Ibnu Hibban, 5: 303. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih lighoirihi)
Dalam doa di atas, berisi permohonan pada Allah supaya terus berada di atas iman dan dilanggengkan dalam nikmat.
Di antara bentuk keimanan adalah berpegang pada prinsip wala’ dan bara’, yang merupakan salah satu prinsip akidah dalam agama kita.
Prinsip bara’ berarti berlepas diri dari ahli kitab, orang musyrik dan orang kafir. Prinsip wala’ mengajarkan pula untuk mencintai muslim lainnya dan berpegang dengan ajaran Islam.
Sedangkan saat ini prinsip ini sudah mulai lepas. Contohnya, kaum muslimin tak punya lagi jati diri yang menunjukkan eksistensinya sebagai seorang muslim.
Komentar