Catatan Akhir Pekan

Hj. Puji Hartini ST MM dan Pengabdian Tampa Batas (2)

Hj. Puji Hartini ST MM dan Pengabdian Tampa Batas (2)KOLASE SEURAMOE
Hj Puji Hartini ST MM

SIAPA bisa menguasai media dia akan menggemgam dunia. Ungkapan itu sulit dibantah. Karena media punya kekuatan untuk menghitam-putihkan sesuatu.

Menteri Propaganda Adolf Hitler, Paul Joseph Goebbels pernah berkata. Kebohongan bisa jadi kebenaran bila diberitakan berulang dan terus menerus melalui media.

Contoh kasus. Ada kalimat: Tidak semua umat Islam itu teroris, tapi semua teroris pasti orang Islam.

Bayangkan! Islam yang mengedepankan nilai-nilai universal sebagai rahmatan lil alamin disebut teroris atau suka “berdarah-barah”.

Tapi karena itu diberitakan dan disiarkan secara berulang dan terus-menerus melalui media urus utama Barat. Umat Muslim akhirnya ikut percaya.

Buktinya? Setiap adak aksi terorisme, tertuduh pertama pasti kelompok Muslim. Ironi lagi pakar penuduh paling getol juga ada dari Muslim.

Tentu konsep argentum ad nausem, atau lebih dikenal dengan teknik big ie ala Goebbels itu tidak perlu diikuti. Ini hanya sekedar gambaran tentang media.

Dalam arti positif. Rezim Orba menempatkan media sebagai kekuatan ke-empat dalam demokrasi Pancasila setelah eksikutif, legislatif dan yudikatif (trias politika).

Meski demikian, tak semua orang sreg dengan jurnalis. Kecuali orang bersih, cerdas, berwawasan luas dan berpadangan jauh kedepan.

Sebab, bila ilmu papasan apalagi dibawah standar dan sarat masalah, pasti akan apouh apah dengan interview kritis para jurnalis.

Disini jujur harus diakui tak semua wartawan punya keahlian dan memilik nyali untuk mengajukan pertanyaan tajam, mendalam dan kritis. Penulis contohnya.

Dalam konteks ketokohan di Nagan Raya, baru Puji Hatini berani bergandengan dengan media. Bahkan berkolaborasi dalam misi kemanusiaan

Melalui komunitas Puji Center bentukan dan didanai sendiri. Puji telah menempatkan awak media sebagai mitra sejajar.

Mereka sama-sama turun ke jalan dan desa-desa untuk menebarkan kebaikan kepada warga ditengah-tengah mewabahnya virus mematikan asal Wuhan, China.

Sisi pentingnya. Dengan dibentuknya komunitas Puji Center dimana ada beberapa wartawan bergabung didalam. Puji telah maju selangkah.

Puji telah melewati satu pase psikologis komunikasi untuk melangkah ketahab berikutnya.

Melalui pengabdian tampa batas, Puji telah membuka aral untuk menuju satu titik. Dimana titik itu hanya Puji dan Tuhan yang mengetahui koordinatnya.  (*)

Halaman:12

Komentar

Loading...