Perlu Anda Ketahui

Banyak Baca Al Quran Bukan Wujud Cinta Pada Allah

Banyak Baca Al Quran Bukan Wujud Cinta Pada AllahOFFSET
Ilustrasi: Membaca Al Quran

Bertahun-tahun waktu pun telah berlalu. Di suatu kesempatan, Al Junaid kembali bertanya, "Muridku, berapa banyak ayat Alquran yang berhasil engkau khatamkan setiap harinya?"

Mendengar pertanyaan itu, angannya melayang ke belasan tahun silam. Masih jelas betul dalam kepalanya saat gurunya itu bertanya perihal ini.

Ia pun menjawab, "Dulu aku biasa mengkhatamkan Alquran dua kali setiap hari. Kini, selama empat belas tahun sudah aku membaca Alquran, tapi hingga saat ini, aku baru sampai pada surat Al Anfal."

"Bagaimana bisa engkau mengaku mencintai-Nya, namun begitu lamban membaca Kalam-Nya?" tanya Al Junaid kemudian.

Dengan hormat Ibnu Atha menjawab, "Guru, bagaimana mungkin aku mengaku mencintai Tuhan, sementara tanganku begitu cepat membalik lembar mushaf hanya untuk menyelesaikan bacaan?

"Bagaimana mungkin aku mengaku mencintai Tuhan, sementara lisanku begitu cepat ingin beralih dari mengagungkan-Nya demi mengejar banyaknya ayat yang kubaca? Bagaimana mungkin aku menginginkan perjumpaan dengan-Nya, sementara aku belum paham benar isi dari Kalam-Nya?" jawabnya.

"Lisanku begitu kelu untuk beralih. Tanganku begitu enggan untuk membalikkan lembar Alquran sebelum aku mampu memahaminya. Aku belajar untuk menjadi manusia yang beriman dari kitab suci ini, aku juga belajar berbagai ilmu sebagai pondasiku dalam beribadah pada-Nya, serta dari kalam-Nya pula aku mengamalkan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang," lanjutnya.

Ia menambahkan, "Guru, tak perlu kiranya aku memburu jumlah juz atau seberapa banyak aku berhasil mengkhatamkan Alquran di setiap waktunya, jika aku hanya berlalu darinya tanpa ilmu dan pengamalan apapun atas bacaanku," lanjutnya.

Sang guru pun menepuk pundak Ibnu Atha, "Kau berhasil menempuh jalan-Nya, Nak! Seorang insan yang begitu mencintai Tuhannya akan sangat hati-hati memahami kalam-Nya, sehingga ia mampu mengamalkan apa yang Dia (Allah) perintahkan dan apa yang Dia larang, dalam mushaf itu," (*)

Sumber:Inilah.com

Komentar

Loading...