YARA Ultimatum Keuchik di Abdya Terkait Pengadaan Alat Rapai Geleng

Ketua YARA Perwakilan Abdya, Miswar SH | SEURAMOE/JULIDA FISMA

SEURAMOE BLANGPIDIE – Yayasan Advokad Rakyat Aceh (YARA) Perwakilan Aceh Barat Daya (Abdya) mengultimatum atau mengingatkan seluruh Keuchik di Kabupaten setempat dalam pengelolaan dana desa terkait wacana pengadaan alat pergelaran rapai geleng massal yang akan dilaksanakan pada 17 Agustus mendatang.


BACA JUGA:

Karena, pengadaan alat kesenian dimaksud diyakini tidak
berdampak baik bagi masyarakat Desa lantaran, wacana perhelatan kesenian
tersebut bukan hasil dari musyawarah di tingkat Desa dan kecamatan, tetapi
prioritas di tingkat kabupaten.

“Jangan sampai dana desa dimanfaatkan oleh pihak lain,
sehingga ketika mengalami masalah dengan hukum, pihak desa itu sendiri yang
akan dirugikan,” ungkap Ketua YARA Abdya, Miswar, melalui rilisnya yang
diterima Seuramoeaceh.com,
Selasa (26/3/2019).

Seperti kata Miswar, pengadaan ayam Kampung Unggul Balitbang
(KUB) yang memakai anggaran Dana Desa tahun 2018 yang hingga kini belum selesai
dan sedang dilakukan audit oleh inspektorat.

“Maka jangan sampai timbul hal-hal baru yang berkaitan dengan hukum,” ujarnya.

Apalagi kata Ketua YARA perwakilan Abdya itu, pengadaan alat
kesenian rapai geleng bukan hasil dari musyawarah di tingkat Desa dan
kecamatan, tetapi prioritas di tingkat kabupaten.

“Seharusnya, Dana Desa janganlah diintervensi terlalu jauh.
Dana Desa itu harus bisa dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat desa agar
pertumbuhan di desa bisa berjalan efektif, sesuai dengan Pasal 1 Undang-Undang
No 6 Tahun 2014 tentang Desa,” ujarnya.



Dia menjelaskan, pengadaan alat kesenian rapai geleng yang
akan direncanakan dalam anggaran Desa tahun 2019 sebesar Rp25 juta per Desa
yang tertuang dalam Rincian Prioritas Penggunaan Dana Desa No 5 Tahun 2019
Tentang Pengolalaan Keuangan Gampong dalam Kabupaten Aceh Barat Daya.

Pergelaran rapai geleng yang diwacanakan tersebut
menguras anggaran desa hingga Rp25 juta per desa, sedangkan azas manfaatnya
tidak menyuntuh langsung kepada masyarakat,” imbuh Miswar.

Dirinya menyarankan, agar anggaran yang tergolong fantastis
itu bisa dimanfaatkan untuk pembangunan desa seperti  pembangunan
infrastruktur desa dan di bidang kesehatan.

“Dana sebesar itu bisa dimamfaatkan untuk buata saluran,
peningkatan jalan dan lain-lain, apalagi sekarang masih sangat banyak
masyarakat yang sakit, kurang biaya untuk melakukan pengobatan, dan juga bisa
dianggarkan untuk pencegahan gizi buruk (stunting), dan pencegahan demam
berdarah (DBD),” saran Miswar.

Miswar berharap pemerintah daerah benar-benar harus pro
terhadap rakyat agar program atau selogan mengembalikan harapan rakyat bisa
terwujud.

“Persoalan kesejahteraan desa lebih penting dibandingkan dengan pagelaran rapai geleng, sebab mewujudkan Abdya yang hebat harus mendidik generasi dan masyarakat yang hebat pula,” demikian tulisnya.



Seperti diberitakan Seuramoeaceh.com sebelumnya,
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) melalui Dinas Pemberdayaan
Masyarakat, Pengendalian Penduduk dan Pemberdayaan Perempuan (DPM4P)
merencanakan pelaksaan pergelaran kesenian rapai geleng massal.(Julida
Fisma)