Sebelum Gantung Diri Keuchik Ini Tulis Surat Wasiat, Isinya Mencengangkan

Foto: Liputan 6

SEURAMOE MAMASA – Diduga tak tahan di bully, Pilipus (38), Kades Buangin Kecamatan Rantebulahan Timur Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat nekat gantung diri.

Pilipus ditemukan meninggal dengan posisi tergantung pada pohon kopi di kebun milik salah satu warga dengan seutas kebel.

Sebelum ditemukan meninggal, Pilipus dilaporkan menghilang saat akan disalurkan BLT (Bantuan Langsung Tunai) tahab tiga.

“Saat penerima BLT sudah berkumpul, kadesnya malah tidak berada di tempat. Saat itu, kami berinisiatif untuk mencarinya,” kata Kapolsek Mambi Iptu Binton P dikutip Liputan6.

“Kami bersama warga menemukan kepala desa itu gantung diri pada seutas kebel yang diikatkan pada pohon kopi di salah satu kebun warga,” ujarnya.

Pihak kepolisian masih menyelidiki apa motif Kepala Desa tersebut mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.

Satu-satunya petunjuk sebut Binton adalah ditemukan surat ditulis korban sebelum ia meninggal gantung diri.

"Kita menemukan surat wasiat yang ditulis oleh korban, yang intinya ia meminta maaf kepada keluarganya dan memberikan beberapa nasehat kepada anak-anaknya," ungkap Binton.

Salah seorang warga yang tak ingin identitas ditulis lengkap menyebut, Pilipus bunuh diri diduga akibat tidak kuat menerima bulliyan warganya.

"Saya juga tidak tau persis penyebabnya. Hanya saja, saya pernah dengar Kades tersebut dibully masyarakatnya sendiri," katanya.

Berikut Surat Sang Kepala Desa:

"Untuk istriku tercinta (Elsi) jaga baik-baik Arga dan Dirga sekolahkan dengan baik maafkan aku yang belum bisa bahagiakan kalian.

Buat anakku Arga dan Dirga sekolah yang baik agar tidak mengulang apa yang di lakukan bapak. Kalian jangan sekali kali masuk dalam politik karena tidak sesuai dengan ajaran agama kita.

Kalau kalian sudah besar nanti jaga baik-baik ibu kalian, kasihi dan sayangi. Maafkan saya, saya melakukan semuanya ini dengan sangat terpaksa, karena lebih baik saya berdosa hanya satu kali lagi.

Daripada tiap hari melakukan kebohongan karena terpaksa, selamat tinggal semuanya aku akan pergi untuk selamanya.

Sekali lagi bagi semua masyarakat saya, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya selama ini yang kurang berkenan di hati saudara-saudara ku.

Terima kasih atas segalanya selama saya menjalankan pemerintahan saya,semoga Tuhan mengampuni akan semua kejadian yang terjadi selama ini.

Dan tidak akan menjadi batu sandungan pemimpin, seluruh lapisan masyarakat untuk membangun kampung tercinta," tulis sang kades. (*)

Sumber: Liputan6