Nagan Raya Tetapkan Gedung PSC 199 Sebagai Posko Utama Covid-19

FOTO: SEURAMOE/DARMAWAN
Gedung PSC 199 Nagan Raya

SEURAMOE SUKA MAKMUE - Posko Induk penangan Covid-19 Nagan Raya, dipusatkan di kantor Public Safety Center (PSC) 119 serta Kantor BPBD dan Dinas Kesehatan.

Demikian disampaikan oleh Jurubicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nagan Raya dr Dedi Apriadi kepada, Kamis (26/3/2020) melalui Pesan Whatsapp.

"Untuk posko induk kita pusatkan di PSC 119, kalau Posko SKPK ada 2 yaitu di Kantor BPBD dan Dinas Kesehatan," ungkap Dedi.

Di-tanya tentang penunjunkan RSUD-SIM sebagai rumah sakit rujukan pasien Covid-19, Dedi mengatakan itu menunggu hasil rapat Bupati dengan Forkompimda dan Direktur SSUD SIM.

"Kita masih menunggu hasil rapat apakah menerima keputusan Plt Gubernur Aceh atau meminta untuk ditinjau kembali penetapan RS SIM Nagan Raya sebagai RS rujukan Penanganan Covid-19, untuk informasi lanjutan dan perkembangannya akan kami sampaikan," sebut Dedi

Sebelumnya Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Nagan Raya, Puji Hartini, ST MM, meminta pemerintah kabupaten setempat mengambil sikap terkait penunjukan RSUD SIM sebagai rumah sakit rujukan penanganan pasien Corona di Aceh.

"Kalau tidak sanggup jangan dipaksakan karena wabah corona ini bukan seperti wabah lain, untuk penanganannya harus betul-betul memperhatikan keamanan dan ini menyangkut hajat orang banyak,”

"Bukan hanya dari pasien itu sendiri bahkan kepada tenaga medis nya sendiri betul-betul siap," ungkap Puji kepada Seuramoeaceh.com, Rabu (25/3/2020).

Puji menambahkan, kalau hanya menampung tampa diimbangi dengan penanganan yang maksimal, itu sama saja menambah bahaya penyebaran wabah corona di Nagan Raya dan juga akan mengancam keselamatan petugas medis yang melakukan kontak langsung dengan pasien.

“Kita melihat dari segi pelayanan di Rumah Sakit Sultan Iskandar Muda memang sungguh tidak layak untuk kita jadikan sebagai rujukan untuk penanganan pasien Covid-19, selain dari pada tenaga dokter kurang (spesialis paru-paru), ruang isolasi dan ADP juga kurang," sebut Puji.

"Meskipun Dana ada, tapi ADP saja kita baru pesan belum tau kapan sampai. Nah bagaimana kalau tiba-tiba ada pasien sekitar 5 orang dan datang lagi pasien dari kabupaten tetangga, pertanyaannya apakah kita siap?," ungkap Puji. (*)