Direktur KHAPA Aceh Menduga
Penculikan Anak di Aceh Tengah melibatkan Sindikat ‘Human Trafficking’?
SEURAMOE ACEH | Dalam pengungkapan kasus dugaan penculikan anak di Aceh Tengah perlu ditelusuri kemungkinan keterlibatan sindikat ‘human trafficking’.
Hal itu disampaikan Direktur Koalisi Advokasi dan Pemantauan Hak Anak (KHAPA) Aceh Taufik Riswan melalui rilis diterima Seuramoeaceh.com, Kamis (09/09/21)
"Tindakan cepat pihak kepolisian dan warga masyarakat dalam melindungi anak dan menangkap pelaku perlu diapresiasi," tulisnya.
Namun tambah aktivis Pantai Barat Selatan Aceh ini, pihaknya menduga ada sindikat human trafficking (penjualan manusia), lagi coba-coba operasi diwilayah tersebut.
Untuk itu, ia berharap, paratur desa bersama masyarakat memperkuat Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM), melalui jaringan kerja sosial bersama Kita Melindungi Anak.
Menurut mantan Ketua Umum DPD IMM Aceh itu, peristiwa tersebut harus menjadi pelajaran penting bagi semua pihak untuk selalu waspada.
"Peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua untuk lebih waspada, bahwa para predator kejahatan anak sangat dekat disekitar kita," ujarnya.
Diberita Seuramoeaceh.com, sebelaumnya, tukang becak berinisial K (24) jadi bulan-bulanan massa. Ia Tak berdaya di hayak warga didepan istri.
Persitiwa terjadi di kawasan Hutan Bur Lintang, berjarak sekitar 20 kilometer dari Ibu Kota Aceh Tengah Takengon.
Menurut informasi, insinden ini terjadi karena pelaku diduga membawa kabur Nadira, murid kelas enam salah satu MIN di Takengon.
Kapolres Aceh Tengah melalui Kasatreskrim AKP Ahmad Arief Sanjaya mengatakan, pelaku sudah diamankan di Mapolres.
“(Pelaku) Kita amankan siekira pukul 21.00 WIB,” katanya dalam keterangan kepada wartawan Selasa (07/09/21) malam.
Sebelumnya, Senin (06/09/21) Nadira, warga Lorong Al Fatikah Kecamatan Bebesan Kabupaten Aceh Tengah dilaporkan hilang sepulang dari sekolah.
Berdasarkan rekaman kamera pengawas (CCTV) sekolah, diketahui Nadira naik becak pelaku bersama seorang temannya. (Julida Fisma)