Bukan Hanya Menyelamatkan Demokrat, Tapi Bangsa dan Negara

SEURAMOE JAKARTA - Kepala Staf Kantor Presiden RI Moeldoko ditetapkan secara aklamasi sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar di Deli Serdang, Sumut beberapa waktu lalu.
Menerima kepercayaan sebagai Ketua Umum Demokrat menurut Moeldoko merupakan salah satu menyelamatkan bangsa.
Hal itu disampaikannya sebagaimana dikutip Seuramoeaceh.com, dari kanal Youtube Kompa TV, Senin (29/3/2021)
Pada tayangan tersebut, Moeldoko mengatakan jiki dirinya merupakan orang yang didaulat untuk memimpin demokrat.
"Saya ini orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat," katanya.
"Dan Kekisruhan sudah terjadi, arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat,"
"Ada sebuah situasi khusus dalam perpolitikan nasional, yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024"
"Pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenali, ini menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia emas 2045,"
"Ada kecenderungan tarikan ideoligis itu terlihat di tubuh Demokrat, jadi ini bukan sekedar menyelamatkan Demokrat tapi juga menyelamatkan bangsa dan negara," jelasnya.
"Untuk itu semua, berujung pada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat," jelasnya.
"Tetapi, setelah tiga pertanyaan yang saya ajukan kepada peserta KLB dijawab dengan baik oleh rekan-rekan sekalian," katanya.
"Pertanyaan pertama apakah KLB ini sesuai dengan AD/ART."
"Pertanyaan kedua, seberapa serius kader demokrat meminta saya memimpin partai ini."
"Ketiga, bersediakah kader demorkat bekerja keras dengan integritas demi merah putih di atas kepentingan pribadi dan golongan."
"Semua pertanyaan itu dijawab oleh peserta KLB dengan gemuruh," papar Moeldoko.
Kemudian, Moeldoko mengaku dirinya memang didaulat untuk memimpin Partai Demokrat.
Dirinya lalu meminta agar tak mengaitkan keputusannya itu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Saya juga khilaf sebagai manusia biasa, tidak memberitahu kepada istri dan keluarga saya atas keputusan yang saya ambil," katanya.
"Tetapi saya juga terbiasa mengambil risiko seperti ini, apalagi demi kepentingan bangsa dan negara."
"Untuk itu, jangan bawa-bawa presiden dalam persoalan ini," imbuh Moeldoko.(**)
Komentar