Ketua MAA Nagan Raya: Kita Krisis Keteladanan

SEURAMOEACEH l Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Drs Syeh Merhaban menyatakan, terjadinya sejumlah
tindak pelanggaran syariat dan budaya dalam kurun waktu terakhir ini di Nagan Raya itu disebabkan oleh banyak faktor dan tidak berdiri sendiri.
Faktor utama adalah masyarakat mengalami krisis keteladan dan kepemimpinan. Itu terjadi mulai dari pusat, provinsi, kabupaten hongga gampong. Akibat ketidak adaan keteladanan membuat moralitas hancur.
“Ini dalam istilah Arab disebut I’jaab bin-Nafsi (membanggakan diri). Bila ini telah terjadi pada pemimpin nasional, apa lagi pemimpin tingkat bawah,” kata Syeh Marhaban saat di temuai SeuramoeAceh.com diruang kerjanya Rabu (20/02/2019).
Dalam konteks ini, tambah mantan Wakil Ketua DPRK itu, masyarakat dilanda krisis keteladanan, akibatnya akhlak dan moralitas masyarakat pun ikut tergerus karena tidak ada contoh yang dijadikan panutan.
Pada sisi lain tambah Syeh Marhaban, pengaruh globalisasi dan terkeneksi ineternet 4G ke desa-desa secara tidak langsung telah ikut dalam merusak akhlak dan moralitas generasi muda.
“Kini, anak anak dengan mudah mengakses youtube, facebook dan aplikasi media sosial lainnya. Dan itu merusak mentalitas anak-anak,” ujar Syeh Marhaban Rabu (20/02/209).
Sebagai Ketua Lembaga Budaya, dia selalu berkolaborasi dengan instansi terkait dalam menjaga spirit budaya Aceh yang identik dengan Islam agar selalu tetap terjaga dan hidup ditengah-tengah masyarakat.
“Cuma fungsi MAA hanya sebatas memberi saran dan masukan kepada pemerintah terkait adat dan istiadat. Cuma itu tugas MAA,” tegas Syeh Marhaban. (*)
Komentar