Usaha Batako di Abdya Kian Menjanjikan

Usaha percetakan batako milik Budi Yamin di Gampong Tokoh II, Lembah Sabil, Abdya. Fota: SEURAMOE/JULIDA FISMA.

SEURAMOE BLANGPIDIE – Pemilik
salah satu usaha pembuatan batako di Gampong Tokoh II, Kecamatan Lembah Sabil,
Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menuturkan usaha poperti batako kian hari
semakin menjanjikan.

“Alhamdulillah, semakin hari usaha yang saya jalani ini
hasilnya semakin menjanjikan,” turu Budi Yamin (43) kepada Seuramoeaceh.com, Rabu (24/4/2019) di
Lembah Sabil.

Budi Yamin menjelaskan, usaha poperti miliknya itu
berjalan baru 2 tahun namun hasil dari usaha tersebut kian mengiurkan untuk
mendongkrak ekonomi rumah tangga.” Baru 2 tahu, dari modal awal yang saya
keluarkan hanya seadanya,” ulasnya.

Namun kata Budi Yamin, dalam masa usaha yang
dilakukannya tersebut dia mencoba merekrut satu orang pekerja untuk jalannya
usaha yang dia miliki.

“Awalnya saya sendiri, kemudian karena banyak yang pesan
batako  sehingga saya memutuskan menerima satu orang pekerja, agar pesanan
bisa tersedia,” imbuhnya.

Kini kata Warga Tokoh II itu, usaha yang awalnya
bermodal seadanya kini bisa menampung tenaga kerja 5 orang. “ Mungkin karena
kualitasnya bagus sehingga banyak yang pesan sehingga mau tidak mau harus
menambah tenaga kerja,” tutur Budi Yanim.

Sebulan yang lalu sambung Budi dirinya menerima pesanan sebanyak 20 ribu buah batako untuk pembuatan rumah. “ Kalau ambil ditempat harganya Rp 2 ribu, kalau diatar ketempat tujuan harganya Rp 22 ribu,” rincinya.

Untuk para pekerja dirinya memberi jasa sebesar Rp.600
rupiah untuk satu buah batako. “ Paling mereka mampu menghasilkan setengah hari
rata- rata 60 buah jika samapai sore mencapai 100 buah batako,” ujar Budi
Yamin.

Dengan adanya usaha tersebut kata Budi Yamin selain bisa
mendongkra ekonomi keluarga juga bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain. “
Alhmadulillah, selain ada mamfaat untuk saya juga ada mamfaat bagi warga disini
yang bekerja,” ungkapnya.

Disamping itu sebut Budi Yamin, berkat dari usaha yang
dijalankan itu, anak-anaknya bisa sekolah diluar daerah Abdya. “ Terkadang,
dalam menjalankan usaha ini memang ada kendalanya mulai dari harga bahan yang
tidak stabil hingga persaingan dengan usaha poperti lain,” demikian imbuh Budi
Yamin. (Julida Fisma)