Tolak Jam Malam, Mahasiswa Lakukan Aksi Tunggal di Banda Aceh

IST
Aminul Mukminin Sekedeng, melakukan aksi tunggal di Bundaran Simpang Lima Banda Aceh

SEURAMOE SUKA MAKMUE - Aminul Mukminin Sekedeng, melakukan aksi tunggal di Bundaran Simpang Lima Banda Aceh. Aksi dengan mengusung sejumlah poster berisi penolakan terhadap pembelakukan jam malam.

Aktivis dari Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) menyatakan bahwa perberlakukan jam malam tidak mampu meredam wabah COVID-19. Jam malam hanya menyengsarakan rakyat kecil.

"Kebijakan pemerintah berlakukan jam malam sama sekali tidak membawa perubahan apa-apa. Masyarakat hanya merasakan seperti masa konflik bersenjata dulu,” kata Aminul kepada Seuramoeaceh.com, melalui telepon Sabtu (04/04/2020)

Trauma masyarakat terhapap operasi militer sambungnya, hari ini timbul kembali di tengah-tengah masyarakat. Bedanya, dulu aparat pegang senjata sekarang tidak.

Karena itu, jelas Aminul, melalui aksi ini ia ingin menyampaikan kepada pemerintah kalau kebijakan pemberlakuan jam malam di Aceh tidak berefek pada pencegahan COVID-19.

Dia mememinta Pememintah Aceh untuk segera mencabut kebijakan pemberlakuan jam malam di seluruh Provinsi Aceh.

Pemerintah Aceh juga diminta bertanggung jawab atas tidak terpenuhinya kebutuhan pangan rakyat yang bekerja disektor non-formal

Dan meminta pemerintah mengizinkan para pedagang untuk tetap berjualan di malam hari sebagaimana biasanya dengan syarat tidak diadakan keramaian.

Menurutnya, legislatif dan eksekutif seharusnya membuat kebijakan menutup akses masuk dari luar bukan melakukan pembatasan dari dalam.

“kita berharap pemerintah lebih mementingkan hak-hak dasar masyarakat dan kebutuhan rakyat, walaupun ini menjadi masalah bersama," tutupnya. (*)