Petani Kebun Di Kecamatan Jeumpa Dambakan Jembatan

Salah seorang warga saat menunjukkan sungai yang selalu di lalui para petani saat menuju ke kebun. Foto direkam 17 Juni 2019 |Foto: SEURAMOE/JULIDA FISMA.

SEURAMOE BLANGPIDIE - Para petani yang berkebun dikawasan Alue Sanggeu Gampoeng Alue Sungai Pinang, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mengharapkan pihak terkait membangun jembatan penyeberangan menuju kebun mereka.

Harapan itu disampai beberapa petani kebun Gampong Alue
Sungai Pinang kepada seuramoe.com Senin (17/6/2019). Mereka mengaku kewalahan
saat pulang dan pergi ke kebun karena harus menyeberangi sungai

"Kami selaku petani yang memiliki kebun dan gunung
di Alue Sanggeu sangat mendambakan jembatan agar bisa memuadahkan kami baik
saat pergi maupun pulang membawa hasil panen," kata. Muhammad Daski, salah
seorang petani.

Daski menjelaskan, untuk menuju areal perkebunan, mereka
harus melewati lereng kebun warga lain serta menyeberangi muara sungai. Itu
bukan saja menyulitkan tapi juga beresiko

"Untuk pergi ke gunung dan ke kebunan, kami harus menyeberangi aliran sungai. Bila musim hujan dan air meluap, itu cukup beresiko,” jelas Daski.

Parah lagi tambah Daski, bila tiba musim panen tiba,
para petani harus membawa pulang hasil pertanian mereka dengan memanggul dan
menyeberangi sungai.

"Beruntung bila musim kemarau. Kalau musim hujan
kami tidak nyaman untuk bekerja, karena takut sewaktu-waktu debit air sungai
naik dan kami harus menempuh jalan jauh dengan medan yang susah," imbuh M.
Daski.

Hal senada juga di utarakan oleh Ketua Sineubok (Ketua Adat Hutan) Gampong Alue Sungai Pinang, Muhammad Tamin, ia berharap agar pemerintah melalui dinaa terkait untuk membangun jembatan di kawasan tersebut sehingga bisa memudahkan warga untuk pergi ke kebun dan gunung.

Tapi jalan tersebut jelas M.Tamin belum sepenuhnya
dirasakan mamfaat oleh para petani karena belum ada jembatan. "Alhamdulillah
jalan memang sudah ada, tapi tetap saja petani harus bejalan kaki untuk ke kebun,"
imbuhnya.

Padahal katanya, jika ada jembatan dibangun, tentu para
petani akan lebih mudah bagi untuk pulang pergi ke kebun menggunakan kenderaan
roda dua.

"Selama ini para petani hanya bisa membawa
kenderaan sampai dipinggir sungai, setelah itu berjalan kaki karena harus
menyeberang sungai,” ungkapnya sambil menambhak.  “Bila ada jembatan petani bisa langsung
kekebun tanpa harus berjalan kaki lagi," ungkap M.Tamin.

M.Tamin, menambhakan, kini ada beberapa komoditi yang
sudah mulai menghasilkan seperti, Sawit, Jengkol, Pala dan Pinang. Tapi
menegluarkan untuk dipasarkan sulit, karena tidak ada jembatan,” demikian tutup
Ketua Sineuboek Alue Sanggeu. (Julida Fisma)