Ini Tuntutan Geranat Kepada Bupati dan Wakil Bupati Abdya

Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Granat melancarkan aksi unjuk rasa ke Kantor Bupati Abdya, Selasa (11/6/2019). | SERAMOE/JULIDA FISMA

SEURAMOE BLANGPIDIE - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Abdya Sejahtera (Geranat) melancarkan aksi unjuk rasa didepan kantor bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Selasa (11/6/2019).

Aksi tersebut dilakukan untuk menuntut bupati Akmal Ibrahim agar menepati janji yang pernah di ucapkan semasa kampanye pilkada 2017 lalu.

Amatan wartawan Seuramoeaceh.com Sebelum menuju kantor bupati, puluhan mahasiswa tersebut terlebih dahulu berkumpul dilapangan bola kaki Persada kemudian masa dengan mengunakan sepeda motor menuju ke simpang cerana hingga ke halaman kantor bupati Abdya.

Koordinator aksi, Mohd Azmi dalam orasinya mengatakan,
kepemimpinan bupati Akmal Ibrahim dan wakil bupati Muslizar kini sudah genap
berusia dua tahun sejak pasangan kepala daerah Abdya tersebut dilantik tanggal
14 Agustus 2019 lalu.

“Slogan kembalikan harapan rakyat yang dulunya
dijanjikan masih jauh dari harapan. Banyak program kerja yang bersifat ujicoba,
dan hasilnya belum maksimal sehingga rakyat belum merasakan dampak positif dari
kepemimpinannya,” tuturnya

Dia menjelaskan, mahasiswa yang tergabung dalam aliansi
Geranat mengelar aksi hari ini khusus menuntut janji-janji bupati Akmal Ibrahim
yang pernah diutarakan dalam kampanye belum ditepati seperti  “Bank Gala”
dan santunan melahirkan.  

“Kami juga mendesak pemkab Abdya untuk menuntaskan pembangunan infrastruktur yang belum selesai dikerjakan, dan meminta pemerintah daerah untuk segera memamfaatkan pendopo bupati yang sudah selesai dibangun,” pintanya



Selain itu pemkab Abdya juga didesak untuk peduli
terhadap dunia pendidikan, dan harus berperan aktif dalam mencari solusi
perihal kampus Akademi Komunitas Negeri (AKN) yang selama kepemimpinan Akmal
Ibrahim tidak lagi berjalan.

Kemudian, Pemkab Abdya juga desak untuk mengajukan
keberatan kepada Kementerian ATR/BPN yang telah mengeluarkan Surat Keputusan
perpanjangan izin Hak Guna Usaha PT Cemerlang Abadi Babahrot.

Selain mengajukan gugatan ke PTUN untuk membatalkan SK
HGU PT Cemerlang Abadi, pemerintah daerah juga diminta untuk memperhatikan
nasib petani dengan cara mencari solusi kongrit agar harga gabah, dan kelapa
sawit meningkat.

Aksi mahasiswa tersebut bubar setelah Wakil Bupati Abdya
Muslizar datang menemui massa dan bersalaman dengan mahasiswa kemudian naik ke
atas mobil pick up menyampaikan penjelasan tuntuntan mahasiwa tersebut.

Dalam kesempatan tersebut Wabup Muslizar berjanji akan
meindak lanjuti tuntutan massa secara bertahap, karena untuk membuat sebuah
perubahan bukanlah semudah membeli kue di sebuah warung, tapi ini membutuhkan
proses panjang.

“Saya mengucapakan apresiasi dan terimakasih kepada mahasiswa yang telah mengingatkan pemerintah dalam hal mengembalikan harapan rakyat,” katanya (Julida Fisma)