Imbas COVID-19, Penghasilan biro travel di Abdya kolaps

SEURAMOE | JULIDA FISMA
Kondisi terminal bus kota Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya sepi imbas mewabahnya COVID-19.Kamis, (8/10/2020).

SEURAMOE BLANGPIDIE - Pemilik perusahaan travel perjalanan di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh mengeluhkan turunnya minat masyarakat berangkat keluar daerah selama pandemi COVID-19 melanda Indonesia.

“Sejak pandemi COVID-19 melanda, penghasilan kami sebagai biro travel di Kabupaten Abdya colaps akibat turunnya minat warga pergi keluar daerah” kata pemilik loket travel Widuri Utama, Dasril kepada seuramoeaceh.com, Kamis, (8/10/2020) di Blangpidie.

Ia menceritakan, sebelum wabah corona melanda, rata-rata ada 10 unit mobil angkutan umum dari tiga loket berbeda yang berangkat dari Kabupaten Abdya menuju kota Medan Sumatera Utara untuk membawa sewa (penumpang).

“Sekarang ada mobil yang tidak berangkat sama sekali. Kadang-kadang berangkat juga walaupun hanya tiga orang penumpang. Sampai di Medan sopir terpaksa harus tunggu paket barang daripada pulang kosong,” katanya.
 
Menurutnya, jika pandemi COVID-19 akan berlangsung sampai 2021 kemungkinan besar semua sektor perekonomian dan perdagangan di Kabupaten Abdya tidak menentu dan bahkan dikwatirkan akan colaps.

“Seperti pendapatan kami saat ini. Rata-rata persentasi penurunan pendapatan pengusaha biro travel mencapai 90 persen. Biasanya satu loket ada tiga sampai empat kendaraan berangkat tiap malam. Sekarang satu unit saja terkadang tidak penuh dengan penumpang,” tuturnya menambahkan.

“Yang sangat kita sayangkan bagi yang beli mobil dengan kredik. Jangan untuk menutup krediknya.  Untuk operasional mobil saja tidak cukup. Karena selama pandemi corona ini warga jarang keluar daerah,” tambahnya lagi.

Keluhan serupa juga disampaikan oleh, Sarmin, sopir damtruck pengangkut batu kerikil dan pasir untuk material bangunan gedung dan rumah.

“Damtruck saya sudah lama tidak bekerja. Sekarang terparkir dirumah karena tidak adanya permintaan pasir atau kerikil dari masyarakat. Warga tidak memiliki uang untuk membangun selama COVID-19 ini,” katanya.

Ia mengaku usai menunaikan sholat selalu berdoa meminta kepada sang pencipta agar wabah COVID-19 secepatnya hilang dari muka bumi dan kembali normal seperti biasa agar mudah mencari nafkah untuk menghidupi keluarga.(*)