Cut Man: MUQ Harus Prioritaskan Anak Yatim dan Anak Kurang Mampu
SEURAMOE SUKA MAKMUE – Sekretaris Komisi C DPRK Nagan Raya Teuku Cut Man SE, meminta panitia seleksi calon santri baru Madrasah Ulumul Quran (MUQ) Nagan Raya lebih untuk memprioritaskan penerimaan anak yatim dan anak anak kurang mampu.
BACA JUGA:
Hal itu disampaikan Cut Man, terkait adanya kekhawatiran orang tua santri dari kalangan bawah terhadap nasib anaknya karena banyak orang mampu mendaftarkan anaknya ke Madrasah tingkat Tsanawiyah (MTs) gratis tersebut.
“Bila Madrasah itu dibiayai oleh Pemkab Naga Raya, saya minta anak yatim dan anak anak kurang mampu harus lebih diprioritaskan untuk diterima,” harap Cut Man kepada Seuramoeaceh.com Senin (18/02/2019).
Apa lagi tambah Cut Man, ia mendapat informasi kalau
calon santri baru yang hari ini mengikuti ujian seleksi bukan hanya datang dari
Nagan Raya tapi juga datang dari Kabupaten tetangga seperti Aceh Barat dan
Abdya.
“Bila isu itu benar, saya minta anak anak Nagan Raya lebih
didahulukan dengan menjadikan anak yatim dan fakir miskin sebagai prioritas,”
tegas Cut Man.
Ketua Yayasan Tarbiyatul Ummah Nagan Raya M Kasem Ibrahim SE diminta komentarnya mengatakan, dalam penerimaan calon santri baru MUQ lebih mengacu pada sumber daya santri.
“Kecuali anak yatim, syarat kelulusan semuanya di tentukan kemampuan santri itu sendiri, tidak ada prioritas termasuk anak pejabat,” kata M Kasem kepada seuramoeacehcom.
Pada sisi lain, terkait isu ada calon santri dari luar
Nagan Raya seperti dari Abdya dan Aceh Barat yang ikut mendaftar ke MUQ Nagan
Raya, M Kasem mengakuinya. “Ia tapi tidak banyak sekitar 25 orang. Tapi itu
penting sebagai bentuk promosi,” ujarnya.
Pantauan seuramoeaceh.com, puluhan orang berseragam ASN dan
orang orang menggunakan mobil berkelas ikut mendapingi anaknya mengikuti ujian
tulis dan tes kemampuan membaca Al Quran di madrasah tersebut.
Hal itu membuat seorang perempuan asal Kecamatan Tadu Raya merasa kurang yakin anaknya bisa mengenyam pendidikan di Madrasah yang di biayai oleh Pemkab Nagan Raya.
“Deuhjih aneuk lon han lewat (nampanya anak saya tidak akan lulus),” kata wanita itu kepada temanya diteras kantor Baitul Mal. Pernyataan senada juga banyak di lontarkan orang tua santri kepada Seuramoe hari itu. (*)