3 Sifat Orangtua yang Sangat Dibenci Rasulullah SAW
SEURAMOE ISLAM - Ada tiga sifat dan perilaku dari orangtua yang sangat dibenci Nabi Muhammad SAW. Sebab, di dalam ajaran Islam dan ajaran agama lainnya, baik ayah maupun ibu sudah seharusnya memberi contoh hal-hal baik pada anak-anak tercinta.
Menjadi orangtua berarti harus siap belajar dan mengajar seumur hidup. Hal ini karena kita harus mengasuh anak sesuai dengan zaman dan senantiasa menggali ilmu pengasuhan.
Dikutip dari wajibbaca.com, Nabi
Muhammad SAW mencontohkan pada para orangtua untuk mengajarkan ilmu agama
dan kebaikan pada anak-anaknya.
Beliau melarang keras orangtua berbuat kasar pada anak. Hal ini karena baik buruknya anak sangat bergantung pada pola asuh orangtua. Untuk itu ada hindari sikap orangtua yang sangat tak disukai Rasulullah SAW. Apa saja?
1. Memaki Anak
Jangan pernah melontarkan ucapan buruk apalagi
mencaci dan menghina buah hati sendiri. Misalnya, seorang ayah karena emosi
berkata "bodoh" dan kata kasar lainnya pada anak.
Termasuk dalam kategori ini adalah memberi nama kepada si anak dengan nama yang buruk.
Seorang lelaki penah mendatangi Umar bin Khattab
seraya mengadukan kedurhakaan anaknya. Umar kemudian memanggil putra orang tua
itu dan menghardiknya atas kedurhakaannya.
Tidak lama kemudan anak itu berkata, “ Wahai
Amirul Mukminin, bukankah sang anak memiliki hak atas orang tuanya?”“
Betul,” jawab Umar. “ Apakah hak sang anak?” “ Memilih calon ibu
yang baik untuknya, memberinya nama yang baik, dan mengajarkannya
Al-Qur’an,” jawab Umar.
“Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya ayahku tidak
melakukan satu pun dari apa yang engkau sebutkan. Adapun ibuku, ia
adalah wanita berkulit hitam bekas hamba sahaya orang Majusi; ia
menamakanku Ju’lan (kumbang), dan tidak mengajariku satu huruf pun dari
Al-Qur’an,” kata anak itu.
Umar segera memandang orang tua itu dan berkata
kepadanya, “ Engkau datang untuk mengadukan kedurhakaan anakmu, padahal
engkau telah durhaka kepadanya sebelum ia mendurhakaimu. Engkau telah berbuat
buruk kepadanya sebelum ia berbuat buruk kepadamu.”
Rasulullah SAW sangat menekankan agar kita memberi
nama yang baik kepada anak-anak kita. Abu Darda’ meriwayatkan bahwa Rasulullah
saw. bersabda,
“Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat
dengan nama-nama kalian dan nama ayah kalian, maka perbaikilah nama
kalian.” (HR. Abu Dawud dalam Kitab Adab, hadits nomor 4297).
Jadi, adalah sebuah bentuk kejahatan bila kita memberi dan memanggil anak kita dengan sebutan yang buruk lagi dan bermakna menghinakan dirinya.
2. Pilih Kasih
Memberi lebih kepada anak kesayangan dan mengabaikan
anak yang lain adalah bentuk kejahatan orangtua kepada anaknya. Sikap ini
adalah salah satu faktor pemicu putusnya hubungan silaturrahmi anak
kepada orang tuanya dan pangkal dari permusuhan antar saudara.
Nu’man bin Basyir bercerita, “ Ayahku
menginfakkan sebagian hartanya untukku. Ibuku –’Amrah binti Rawahah—kemudian
berkata, ‘Saya tidak suka engkau melakukan hal itu sehingga menemui
Rasulullah.’ Ayahku kemudian berangkat menemui Rasulullah SAW. sebagai saksi
atas sedekah yang diberikan kepadaku. Rasulullah saw. berkata
kepadanya, ‘Apakah engkau melakukan hal ini kepada seluruh anak-anakmu?’
Ia berkata, ‘Tidak.’ Rasulullah saw. berkata, ‘Bertakwalah
kepada Allah dan berlaku adillah kepada anak-anakmu.’ Ayahku kemudian
kembali dan menarik lagi sedekah itu.” (HR. Muslim dalam Kitab Al-Hibaat,
hadits nomor 3055).
3. Tidak Memberi Pendidikan yang Baik
Ada syair Arab yang berbunyi, “Anak yatim itu
bukanlah anak yang telah ditinggal orang tuanya dan meninggalkan anak-anaknya
dalam keadaan hina. Sesungguhnya anak yatim itu adalah yang tidak dapat dekat
dengan ibunya yang selalu menghindar darinya, atau ayah yang selalu sibuk dan
tidak ada waktu bagi anaknya.”