Dugaan Pelanggaran HAM (1)
11 Warga Aceh Gugat Exxon Mobil, Ini Kesaksian Mereka
SEURAMOEAceh l Setelah menunggu 20 tahun, gugatan 11 warga Aceh Utara terhadap perusahaan Exxon Mobil di pengadilan AS memasuki babak baru.
Dilansir Suara.com Rabu (05/01/22) diperkirakan gugatan itu akan maju ke persidangan dimulai pada September mendatang di Washington DC.
Terry Collingsworth dari The International Labor Rights Fund, organisasi yang mengajukan tuntutan atas nama 11 penduduk desa di Aceh pada 2001 mengatakan para korban diduga mengalami penyiksaan oleh oknum militer yang disewa ExxonMobil untuk menjaga kilang gas terbesar di dunia itu.
Para anggota militer itu kemudian diduga melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap warga sekitar.
Agnieszka Fryszman, kuasa hukum11 penduduk desa di Aceh itu mengatakan, tujuan dari tuntutan ini adalah menuntut "kompensasi, keadilan dan kebenaran".
Fryszman mengklaim punya begitu banyak bukti dengan mengajukan "lebih dari 300 halaman temuan, sekitar 400 lampiran dan lima laporan pakar serta melakukan sekitar 40 pemeriksaan saksi dan bukti".
"Contohnya, salah satu korban adalah seorang penyintas, anak muda yang ditembak di depan fasilitas Exxon ... saat dia tengah berjalan ... Jelas, kami punya bukti sangat kuat yang menunnjukkan apa yang terjadi," kata Fryszman yang berkantor di Washington DC kepada BBC News Indonesia.
Lamanya gugatan sampai ke pengadilan, kata Fryszman, karena yang mereka hadapi adalah perusahaan raksasa.
Optimistis.
"Jalannya sudah panjang dan sangat lama, namun hasilnya adalah kami punya banyak bukti yang kami ajukan ke pengadilan," tambahnya.
Sebelas penduduk desa di Aceh ini, tambahnya lagi akan diundang ke Amerika Serikat untuk memberikan kesaksian mereka.
Aktivis hak asasi manusia berharap persidangan di AS ini akan menjadi pintu masuk penelusuran lebih lanjut keterlibatan oknum militer dan juga menjadi bahan evaluasi untuk memperketat penetapan objek vital nasional karena berpotensi menimbulkan pelanggaran HAM.
Terkait dugaan keterlibatan militer, hingga berita ini diturunkan, BBC News Indonesia telah menghubungi Kepala Pusat Penerangan TNI, Kepala Dinas Penerangan TNI AD, dan Kepala Penerangan Kodam Iskandar Muda, namun belum ada jawaban.
Beberapa warga yang identitasnya dirahasiakan menceritakan kepada BBC News Indonesia tentang penyiksaan yang mereka alami. Ada yang dipukul dan ditembak dan ada pula dipukul karena pohon durian. Bersambung ke pukul 11.00 WIB (*)